Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bukan Lagi AS, Ini Dia Musuh Baru China di Kawasan Asia

 

Bukan Lagi AS, Ini Dia Musuh Baru China di Kawasan Asia

NEWS.VRINFORMATIONS.COM - Dominasi China di Asia terguncang setelah India mengambil langkah besar untuk memperluas pengaruhnya di Asia Tenggara. Langkah ini berpotensi memperuncing ketegangan kedua negara di kawasan.

Persepsi ini disampaikan oleh Harsh V. Pant, wakil presiden untuk studi dan kebijakan luar negeri di Observer Research Foundation, sebuah think tank yang berbasis di New Delhi.

"India tentu menjadi lebih ambisius di Asia Tenggara. Tidak diragukan lagi," kata Pant dilansir CNBC International seperti dikutip Kamis (17/8/2023). "Langkah itu juga menjadi lebih kuat dan lebih terbuka tentang hubungannya dengan kawasan itu," ungkapnya.

Menurut Pant, meningkatnya persaingan antara India dan China selama ini akan memengaruhi kalkulasi strategis New Delhi dalam memperkuat kehadirannya di kawasan tersebut.

Ia berpendapat, untuk jangka waktu panjang, selama ini para pemimpin India ragu-ragu dan segan tentang peran negaranya di kawasan itu, selain karena ketegangannya sendiri dengan China di sepanjang perbatasan Himalaya. Namun, kini persepsi itu memudar.

"Saya pikir pemahaman di New Delhi: Jangan mengarungi perairan di mana China mungkin lebih tidak nyaman," kata Pant, menambahkan Beijing memiliki potensi besar untuk menimbulkan masalah bagi India.

"Karena China tidak menggerakkan masalah perbatasan, India sekarang merasa tidak ada balasan yang nyata atas sikap hati-hatinya terhadap Asia Tenggara," tambahnya.

Hubungan India menjadi tegang sejak bentrokan perbatasan dengan pasukan China pada 2020. Menurut data tentara India, insiden ini menewaskan sedikitnya 20 anggotanya.

Pada Juni lalu, Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar bahkan telah menyoroti konflik perbatasan yang memengaruhi hubungan kedua negara.

"Sampai hubungan China-India mencapai rasa normal, New Delhi hanya memiliki sedikit pilihan selain meningkatkan hubungan dengan negara-negara - besar atau kecil di sekitar pinggiran China, untuk memastikannya memiliki pengaruh," kata Pant.

Kirim Kapal ke Vietnam

Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi telah meningkatkan jangkauannya ke negara-negara kawasan yang bertujuan untuk menyeimbangkan agresi Beijing. Langkah ini memperkuat kemitraan strategis komprehensif berkelanjutan India dengan Asia Tenggara.

Pada Juni lalu, New Delhi memberikan kapal perang angkatan laut ke Vietnam, sebagai tanda terbaru dari meningkatnya hubungan pertahanan antara kedua negara. Hal ini disampaikan Satoru Nagao, peneliti non-residen di Institut Hudson, yang berbasis di Tokyo.

"India juga melatih pilot dan awak darat jet tempur Angkatan Udara Vietnam. Kapal angkatan laut India mengunjungi Vietnam terus-menerus," tambahnya.

Vietnam sekarang berencana untuk membeli rudal supersonik dan rudal darat-ke-udara dari India, kata Nagao, yang berspesialisasi dalam strategi pertahanan, kebijakan luar negeri, dan aliansi keamanan.

India sebelumnya menimbulkan kehebohan pada akhir Juni ketika Menteri Luar Negerinya dan mitranya dari Filipina Enrique Manalo mengeluarkan pernyataan bersama, mendesak China untuk mematuhi keputusan arbitrase Den Haag tahun 2016 di Laut China Selatan.

Pernyataan bersama tersebut memicu spekulasi bahwa New Delhi bergeser dari sikap netralnya pada klaim teritorial yang bersaing di wilayah tersebut.

Dalam keputusan penting tentang sengketa Laut China Selatan, pengadilan internasional di Den Haag dengan suara bulat memenangkan Filipina dalam kasus bersejarah melawan China. Namun China telah menolak putusan tahun 2016 dan menyebutnya ilegal dan tidak berlaku.

China selama ini sudah mengklaim hampir seluruh wilayah LCS, yakni sekitar 90% yang meliputi area seluas sekitar 1,3 juta mil persegi, dengan konsep sembilan garis putus-putus (nine-dash line). Ini termasuk sebagian besar pulau di dalamnya.

Dari klaim sepihak tersebut, Beijing bahkan telah mendirikan pos-pos militer di pulau-pulau buatan yang dibangunnya di sana. LCS sendiri dilintasi oleh jalur pelayaran penting dan berisi ladang gas dan tempat penangkapan ikan yang kaya.

Klaim teritorial sepihak tersebut tumpang tindih dengan klaim beberapa negara ASEAN dan Taiwan. Selain dengan China, LCS sendiri berbatasan dengan Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.

Sumber : 

Posting Komentar untuk "Bukan Lagi AS, Ini Dia Musuh Baru China di Kawasan Asia"